Crazy Rich Vietnam dan Skandal Rp142 Triliun: Bayar dan Bebas
Crazy Rich Vietnam – Truong My Lan, seorang “crazy rich” asal Vietnam, tengah menghadapi salah satu kasus hukum paling mencengangkan dalam sejarah negara tersebut. Ia berpeluang untuk bebas dari hukuman […]
Crazy Rich Vietnam – Truong My Lan, seorang “crazy rich” asal Vietnam, tengah menghadapi salah satu kasus hukum paling mencengangkan dalam sejarah negara tersebut. Ia berpeluang untuk bebas dari hukuman mati jika mampu membayar sejumlah uang yang fantastis, yakni US$9 miliar atau sekitar Rp142 triliun. Jumlah ini setara dengan sepertiga dari total kerugian yang ditimbulkan akibat tindakan penipuan yang ia lakukan.
Pada Selasa, 3 Desember 2024, Truong My Lan kalah dalam banding atas vonis mati yang dijatuhkan kepadanya. Kasus ini mengungkapkan bahwa ia didakwa sebagai otak di balik salah satu penipuan terbesar dalam sejarah Vietnam, yang menyebabkan kerugian triliunan rupiah bagi sistem keuangan negara. Penipuan tersebut melibatkan sejumlah besar uang yang mengalir melalui transaksi ilegal yang menyebabkan kerusakan besar pada perekonomian.
Jika Lan mampu memenuhi kewajibannya untuk membayar jumlah yang diminta, hukuman mati bisa digantikan dengan keputusan hukum lainnya. Namun, dengan besarnya jumlah yang harus dibayar, banyak pihak meragukan apakah ia dapat memenuhi syarat tersebut.
Kasus ini menggambarkan betapa hukum di Vietnam bisa menjadi alat tawar-menawar dalam dunia keuangan, di mana uang sering kali dapat mengubah jalannya sebuah proses peradilan.
Truong My Lan Dijatuhi Hukuman Mati, Gelapkan Rp190 Triliun dalam Skandal Keuangan Besar Vietnam
Truong My Lan, seorang pengusaha “crazy rich” Vietnam, dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan Ho Chi Minh City setelah terbukti menggelapkan lebih dari US$12 miliar atau sekitar Rp190 triliun. Angka ini setara dengan sekitar 3 persen dari total perekonomian Vietnam, yang menandakan betapa besar dampak yang ditimbulkan oleh tindakannya terhadap negara tersebut.
Lan diduga memerintahkan anak buahnya untuk mengambil pinjaman dan uang tunai melalui jaringan ribuan perusahaan cangkang selama lebih dari satu dekade. Aksi ini mengakibatkan kerugian total mencapai US$44 miliar atau sekitar Rp698 triliun, sebuah jumlah yang sangat besar dan mengkhawatirkan bagi perekonomian Vietnam. Di antara total kerugian tersebut, US$12 miliar dinyatakan sebagai dana yang digelapkan.
Proses hukum ini juga melibatkan 85 orang lainnya, termasuk mantan bankir bank sentral, pejabat pemerintah, dan eksekutif dari SCB (Siam Commercial Bank) terdahulu. Semua pihak yang terlibat didakwa atas keterlibatannya dalam jaringan penipuan besar ini yang telah merusak sistem keuangan Vietnam secara signifikan.
Hukuman mati yang dijatuhkan kepada Lan mencerminkan besarnya skandal ini, namun kini ia berpeluang untuk bebas jika mampu membayar sejumlah uang yang setara dengan sepertiga dari kerugian yang ia timbulkan. Kasus ini menjadi sorotan dunia internasional karena dampak besar yang ditimbulkan oleh praktik penipuan dalam sektor keuangan.
Penangkapan Truong My Lan dan Dampaknya Terhadap SCB serta Sistem Perbankan Vietnam
Truong My Lan, yang ditangkap pada Oktober 2022, menjadi pusat perhatian setelah penangkapannya memicu aksi protes selama seminggu terhadap Saigon Commercial Bank (SCB), yang saat itu merupakan pemberi pinjaman terbesar kelima di Vietnam. Protes ini terjadi karena SCB dicurigai memiliki afiliasi dengan Lan, yang disebut-sebut sebagai pengendali di balik kerugian triliunan yang terjadi.
Lan tercatat memiliki 5 persen saham SCB, yang merupakan batas atas kepemilikan saham yang diperbolehkan menurut hukum Vietnam. Namun, jaksa menuduhnya secara tak langsung menguasai 91,5 persen saham bank tersebut, suatu klaim yang menyoroti dugaan penyalahgunaan kekuasaan dalam pengelolaan saham dan pengaruh di sektor perbankan. Tuduhan ini semakin memperburuk citra SCB dan menunjukkan adanya jaringan yang lebih besar yang mungkin melibatkan sejumlah pihak berkuasa.
Selain itu, jaksa juga menuduh Lan telah menyuap regulator dan pejabat perbankan untuk menutupi jejaknya. Dugaan korupsi ini semakin memperburuk keadaan, dengan memunculkan pertanyaan mengenai integritas sistem perbankan di Vietnam. Penutupan jejak-jejak ilegal yang dilakukan Lan menunjukkan adanya potensi pengaruh yang sangat besar dalam struktur perbankan dan keuangan negara.
Kasus ini tak hanya mengungkapkan skandal besar yang melibatkan seorang pengusaha kaya, tetapi juga menyentuh isu yang lebih dalam terkait transparansi dan pengawasan dalam dunia perbankan Vietnam.
Baca juga artikel kesehatan lainnya.